EDUCATION TROUGH ART | PENDIDIKAN MELALUI SENI


Pendekatan pendidikan melalui seni di kemukakan oleh  J.dewey (dalam dorn, 1994) bahwa seni seharusnya menjadi alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan bukannya untuk kepentingan seni itu sendiri. Dengan pendekatan ini pendidikan seni berkewajiban membantu ketercapaian tujuan pendidikan secara umum yang memberiakan keseimbangan rasional dan emosional, intelektualitas dan sensibilitas. Dengan kata lain pendekatan pendidikan seni tidak ditempatkan dalam upaya pengembangan dan pelestarian seni. Oleh karana itu Pendekatan melului seni ini terasa sangat penting dan jelas peranannya dapat diamati di jenjang pendidikan dasar dan prasekolah.

Pada pendidikan dasar dan prasekolah, proses pembinaan tumbuh kembang anak yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, daya pikir, emosional dan sosial yang tepat dan benar dapat menjadikan anak tumbuh dan berkembang secara optimal termasuk kecerdasan kinestetik. Ada delapan aspek kecerdasan yang terdiri dari kecerdasan linguistik, kecerdasan logika matematika, kecerdasan fisik/kinestetik, kecerdasan spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal dan kecerdasan naturalis, tetapi dalam penerapan di Indonesia ditambahkan menjadi sembilan kecerdasan yaitu kecerdasan spiritual. Cerdas kinestetik berarti belajar serta berfikir dengan tubuh. Kecerdasan ditunjukkan dengan ketangkasan tubuh, memahami perintah otak.

Keterkaitan antara kemampuan gerak tubuh anak dengan kecerdasan majemuk (multiple intelligences) cukup relevan pada aspek kecerdasan kinestetik tubuh. Kondisi tersebut selaras dengan pendapat Martin Jamaris (dalam Mubiar, 2017 : 9) menyatakan bahwa kecerdasan majemuk yang berkaitan erat dengan kecerdasan kinestetik pada anak mencakup kemampuan anak dalam kepekaan dan keterampilan dalam mengontrol dan mengkoordinasikan gerakan tubuh.

Dengan merujuk bahwa pendekatan pendidikan melalui seni itu pada dasarnya menggunakan seni sebagai media atau alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka dalam pelaksanaanya lebih menekankan pada segi proses dari pada hasil. Penekanan pada segi proses menjadikan sasaran belajar pendidiakan seni tidak mengharapkan anak didik menjadi pandai menggambar, melukis, atau mematung. Oleh karena itu pendekatan pendidikan melalui seni dalam implementasi pembelajarannya menekankan ada eksplorasi dan eksperimentasi, merangsang keingintahuan dan sekaligus menyenangkan bagi anak.

Di bawah ini merupakan contoh seni sebagai media pembelajaran melalui permainan edukasi. Permainan ini disesuaikan dengan materi pembelajaran anak yang diimplementasikan dalam kegiatan fisik guna mengembangkan kecerdasan kinestetik anak sehingga materi pelajaran dapat lebih dipahami oleh anak karena dalam proses pembelajaran, anak mengalaminya secara langsung.



0 komentar